Grand Syekh Al-Azhar dan 200 Le

Syekh Ahmad Thoyib dan Uang 200 Le

Beberapa kawan sering berkisah tentang suatu perjumpaan, kemudian melalui liukan statusnya menyuratkan bagaimana kronologi perjumpaan itu entah dengan sosok siapa saja. Lantas di akhir status akan berucap," ah, ternyata hanya mimpi", atau yang semisal dengannya.

Saya hendak mengisahkan dan ini murni mimpi, bukan asli. Namun, kendati ia bukan sesuatu yang hakiki, akan tetapi selalu ada hikmah di balik sebuah kisah.

Suatu ketika di suatu masjid yang penuh sesak oleh orang- orang, tiba- tiba muncul sesosok alim ulama yang sekarang menjadi Grand Syekh, beliau tak lain adalah Syekh Ahmad Thayeb. Dalam mimpi saya, penampilan beliau sedikit berbeda. Lebih berusia lanjut dibanding sekarang. Beliau juga berjalan menggunakan tongkat.

Ketika keluar dari masjid, beliau seorang diri, sederhana, tanpa dikawal oleh siapa- siapa. Saat itu juga saya mempersilahkan diri untuk membantu beliau berjalan, karena kondisi beliau yang kurang sehat. Senyum sederhana yang masih teringat jelas, menunjukkan bahwa beliau pribadi yang suka pada siapa saja. Sejurus kemudian beliau bertanya tentang nama saya.

"Siapa namamu?" Dengan nada suaranya yang begitu lembut.

"Fardan, Syekh" Jawabku.

"Apa arti namamu?"

Pertanyaan ini sering dilontarkan kepada kawan- kawan Asia, apalagi yang namanya ada embel- embel Jawa, Subagiyo,Supeno, Mangunkarso, dll.

"Sendiri, Syekh" (Untung tidak dijawab j****o)
"Maksudnya sendiri?"

"Saya dilahirkan seorang diri yang tidak meminta bantuan kecuali kepada Allah, Syekh".

"Waah, namamu sulit kalau dapat pekerjaan di Arab, tidak menggunakan Ibn..Ibn" Canda Syekh.

Sejurus kemudian beliau kembali bercanda dengan memanggil sopir beliau sembari meminta mengganti nama saya. Saya pun hanya tertawa saja.

Sebelum pergi beliau memberi uang 200 Le yang awalnya saya tolak dengan halus, namun beliau meminta saya untuk menerimanya. Yaa...Apa boleh buat saya terima sembari berlari ke kawan saya bahwa uang tersebut harus disimpan karena pemberian dari bukan sembarang orang.

Wallahu A'lam, bagi kawan- kawan yang mungkin menilai beliau dengan pandangan keliru, apalagi paska geo perpolitikan di Mesir, bahkan mengkritik Al-Azhar dengan semena- mena ada baiknya bertaamul dulu dengan sosok- sosok seperti beliau. Ini baru dalam mimpi, dalam alam nyata begitu pula, karena para gurunya juga mengajarkan hal yang sama kepada beliau, hingga kita pun mendapat pengajaran yang sama.

Hingga saat ini saya masih penasaran, uang 200 Le itu saya takwilkan apa?.,,

Ya Rabb...Jadikanlah kami, hamba- hambaMu menjadi para pencinta ulama pewaris Anbiya.

#StatusAyoBelajarkeMesir#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Membuktikan Eksistensi Tuhan" Apakah menjadi salah satu alasan Al-Quran diturunkan?

Grand Syekh Al-Azhar adalah juga Syekh Islam & Umat Islam

Grand Syekh Al-Azhar Ke - 12