Belanja Ramadhan
Egypt, 2017
Mendapat uang sedekahan (musaadah) 500 le saat menjelang ID itu seperti memiliki amunisi perang.
Malam itu..... Kulihat semua orang bertebaran mencari pakaian yang bagus, mahal, kece, modis atau apalah. hanya ku tarik beberapa baju kaos lalu kuberi 150le kemudian berlalu dari kerumunan itu entah berjalan kemana aku asal jalan saja. *Mungkin tak suka keramaian.
Disudut tenda #Mesjid_Husen kudengar ada stand buku, Entah kenapa #Buku selalu istimewa menurutku, selalu membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, selalu menjadi tumpukan benda yang paling kusenangi dibanding harta selain hujan. Seperti anak kecil yang melihat permainan, tidak bosan-bosannya ku putari rak-rak itu hanya untuk memilih. *Dasar_Pemilih asal bukan orang gampangan!
Memilih satu persatu lalu ku bawa ke kasir, Tanpa ku sadari tidak sedikit ternyata yang ku ambil, Gelapan aku mencari sisa uang tadi saat di beri totalnya 325 le*Mampus aku "sahutku dalam hati". CUKUP ternyata.
Ketika orang" berlomba-lomba membelu pakaian baru sebaliknya uangku hanya ku habiskan untuk membeli buku... Tak apalah jawabku.
#Perbedaan klasik-nya aku merasa lebih bisa percaya pada buku dibanding orang sekitar yang bisa menjadi penghianat kapan saja.
ENTAH kenapa, kecintaan membeli buku selalu ada dalam diriku terutama yang berkaitan dengan Syariah atau Aqidah Asyairoh, Rasa penasaranku selalu bertambah seperti deras hujan ketika dijelaskan tapi tak paham.
Tamat atau tidak? aku percaya kalau suatu saat buku ini akan menolongku dan berdoa agar dia dapat ku baca untuk mendapat ridhonya. Aamiin...
Mengenai Rutinitas tahunan ini?
Sebuah rutinitas tahunan yang masih terekam indah di memoriku. Rutinitas yang hampir kulakukan sepanjang belasan tahun hidup ini. Ada saat para IBU", *ibu gue khususnya memaksa di temani ke pasar lalu berputar entah sampai kapan hentinya hanya untuk mencari satu "harga murah"....
Ngeyel, ngomel" sendiri, bermuka kecut sampai murung nekuk pipi itu AKU.
TAPI meskipun membosankan, satu-satunya ritual paling berkesan, Semoga tahun depan bisa menemani Ibu lagi dengan wajah yang manis saat di ajak keliling pasar sentral atau butung yang entah penuh dengan kebisiangan. @ Al-Hussein Khan El Khalili
Komentar
Posting Komentar