-Belajar Mencintai- ialah Kebohongan Mulus
Batas pandang Manusia adalah Langit
Lalu Batas pandang Otak adalah Materi
Sedang batas pandang Hati adalah kebahagiaan.
Pada dasarnya Kebahagiaan manusia dibentuk dari keyakinannya. Apa yang ia yakini, itulah dia.
Tapi Keyakinan tidak terbentuk dengan sendirinya, Ia harus di dasari atas pengetahuan. "Karena Tau dan Yakin itu adalah hal yang berbeda" Buktinya kita tidak mungkin meyakini hal yang sama sekali tidak kita ketahui.
Lalu bagaimana kita meyakini kalau DIA adalah orang yang kita cinta?
(Aku akan belajar mencintaiMu)
» Seandainya Cinta adalah Materi yang bisa dipelajari pengelolaannya, mungkin jawaban itu benar. Namun Kebagiaan terlalu sempit kalau cuman dimaknai dengan materi, kalau memang Uang tolak ukur kita maka seharusnya kebahagiaan bisa dibeli, Tapi Tidak.
» Sedang seandainya Cinta adalah Tingkat Pendidikan yang bisa diajarkan, mungkin jawaban itu benar. Tapi sayangnya, Kebahagiaan tidak pernah di ajarkan di tingkatan pendidikan manapun ! Bahkan strata pendidikan akan membuat kita rakus uang dan haus kebahagiaan.
Lalu bagaimana mungkin Kau mempelajari Cinta? Apakah ia bisa dipelajari? Mungkinkah?
TIDAK!!! Cinta bukan sesuatu yang dipelajari , Karena ia tumbuh dan menguat dari apa yang kita lewati dimasa lalu. Kalau kau berfikir : biarkan kenangan lama hilang diingatanmu lalu membuat kenangan yang lebih indah disini, Maka kamu ragu membedakan antara Kebahagiaan Cinta dan Membiasakan Tuntutanmu setelah memilihnya.
Disaat hidup adalah rangkaian dari pilihan-pilihan, segelintir orang melihatnya keduanya adalah suatu hal yang sama Namun klasiknya ada perbedaan yang bersifat esensial. Mudahnya terletak pada :
*Cinta mengajarkanmu untuk memberi tanpa jerih, diberi tanpa perih dan berbuat tanpa risih dan inilah jembatan terpendek yang munghubungkan kita dengan Tuhan yaitu Cinta dan Keilhlasan sedangkan
*Membiasakan Tuntutan akan membimbingmu menjadi bayangan yang ia ciptakan sesuai dengan kewajibanmu atau dengan kata singkat adalah membiasakanmu untuk seberapa banyak memberi dan harus menerima kembali. Bagi kebanyakan perempuan ini adalah dedikasi dalam waktu yang lama, tuntutan yang tak ada habis-habisnya sepanjang hayat, dan semua pengorbanan itu akan berakhir dengan kekecewaan yang besar.
Nanti, Kau akan sibuk menyambungkan satu kejadian dengan yang lainnya, mengikat ujung dengan lainnya untuk "Belajar mencintainya", sampai nanti kau tidak tau lagi mana simpul yang benar dan salah... Tangis, Sengsara, Sesal-pun tak ada guna lagi karena itulah Sifat Tuntutan bukan Pilihan.
Komentar
Posting Komentar