Waktu itu, Memberi dulu Barulah berharap diBeri.

Waktu itu adalah lingkaran nasib tanpa henti. Siang-malam, pagi-petang, sepanjang tahun tak pernah henti. Dalam setiap kesempatan putaran nasib selalu menuntun orang-orang yang hidupnya stagnan untuk manjadi paralel agar bisa bergerak serentak.

Waktu sering kali dianiaya dengan menuduhnya 'tak ada' padahal sebenarnya ia hadir, hanya saja kita tidak mau menemuinya. Lalu Mayoritas dari kita tumbang menanyakan dimana Kasih sayang Tuhan, merasa nikmat sang maha pendengar-semoga itu tak ada. Nyatanya, mereka lupa visi menolong agama ilahi lalu hanyut pada nikmat duniawi dengan menuntut sana-sini untuk selalu diberi dan diberi. Sedang mereka lupa Memberi!
Padahal sudah jauh-jauh hari Ilahi bertitah
" ان تنصر الله ينصركم"
Memberi dulu !!! barulah kamu berharap diberi.
Tolong dulu agama ilahi!!! barulah kamu menuntut diberi.

Kita bukanlah pungguk merindukan bulan!
Kita bukanlah roda yang mau terus dibawah!
Kita semua adalah petarung hidup!
Itulah mengapa burung punya sangkar, laba laba punya jaring, manusia punya "Waktu".
Untuk apa? Agar apa? Alasannya apa?
Agar membuka mata kita bahwa Tuhan memberi kita hal yang bahkan harta dan istana Nabi Sulaiman AS tak bisa membelinya Itulah "Waktu dan Umur yang tuhan beri"
Suatu hal yang tidak bisa dinilai dengan berlian ataupun emas, perak dan intan permata karena kebahagiaan terlalu sempit kalau cuman dimaknai dengan itu semua.

Butuh waktu untuk tertawa, tertawalah.
Butuh waktu untuk menangis, menangislah.
Itu manusiawi, setelah puas kembalilah fokus pada tujuan hidup menjadikan waktu sebagai pembela kita di hari akhir bukan menjadi hal yang harus kita bela.

#ZF3007

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Membuktikan Eksistensi Tuhan" Apakah menjadi salah satu alasan Al-Quran diturunkan?

Grand Syekh Al-Azhar adalah juga Syekh Islam & Umat Islam

Grand Syekh Al-Azhar Ke - 12