MANUSIA
Manusia dalam paradigma Islam adalah makhluk yang istimewa, karena amanah yang Allah Swt bebankan padanya. [QS. Al-Ahzâb: 72]
Namun dalam paradigma Barat, manusia adalah bagian dari alam semesta. Sehingga paradigma ini menjadikan manusia sebagai objek observasi dan eksperimen kedokteran, sama seperti halnya benda di alam ini. Tanpa memperhatikan bahwa manusia memliki aspek ruh dan jiwa yang membuatnya harus dimuliakan lebih dari segala sesuatu di alam ini. Bahkan banyak sekali para dokter di masa modern ini yang memperlakukan manusia hanya sebagai sepotong daging biologis, dengan alasan spesialisasi medis!!
Dulu, seorang tabib atau dokter sangat manusiawi. Ia bisa mengetahui penyakit pasiennya hanya dengan mencium bau keringatnya. Ia juga menanyakan tentang keadaan pasiennya dalam interaksinya dengan dengan anaknya, istrinya, masalah ekonomi, dan lain-lain. Ini semua ia lakukan agar bisa memberi terapi dan obat yang paling sesuai dengan sang pasien. Namun sekarang, semua data pengobatan pasien didapat dari laboratorium dan alat modern, melalui interaksi yang hampir semuanya materialis pada badan pasien..! Inilah yang membuat banyak kalangan mengajak kepada pengobatan tradisional atau alternatif, yang kini telah banyak berkembang hingga mencapai lebih dari 20 cara pengobatan alternatif. Hal ini karena farmalogi dan kedokteran yang memperlakukan manusia sebagai sebuah barang, sudah sering kali gagal menangani pasien dengan baik.
Bukan hanya badan manusia saja yang diperlakukan sebagai barang, namun paradigma Barat juga memperlakukan masalah-masalah rohani dan psikologi manusia seperti halnya memperlakukan materi di laboratorium observasi.!!
Sementara paradigma Islam melihat bahwa:
الإنسانُ سيِّد في الكونِ، وليسَ سيدا للكونِ
"Manusia adalah tuan di alam semesta. Namun manusia bukanlah tuan (yang memiliki atau mengatur) alam semesta."
Karena tuan pemilik manusia adalah Allah Swt. Sedangkan alam semesta adalah makhluk yang Allah Swt ciptakan dan tundukkan untuk kesejahteraan manusia. Langit, Bumi, dan semua yang ada, telah Allah Swt sediakan untuk manusia. Karena ini, manusia harus melestarikan serta memakmurkan alam semesta, dan tidak boleh merusaknya.
Ya, manusia berjalan di Bumi ini sebagai tuan yang mulia, karena Allah Swt telah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam as, karena ketinggian derajat dan ilmunya. Al-Qur'an telah menceritakan hal ini, sehingga inilah yang melandasi paradigma umat Islam dalam memahami manusia.
Di waktu yang sama, kita meyakini bahwa manusia yang telah Allah Swt muliakan ini diperintahkan oleh-Nya untuk beribadah, memakmurkan alam semesta, dan menyucikan jiwa:
Allah Swt memerintahkan manusia untuk beribadah pada-Nya. Allah Swt berfirman: "Dan tidak aku ciptakan manusia dan jin kecuali agar mereka menjadi hamba-hamba yang menyembahku" [QS. Al-Dzâriyât: 56].
Allah Swt memerintahkan manusia untuk memakmurkan alam semesta. Allah Swt berfirman: "Dia lah yang menciptakan kalian dari tanah dan menyuruh kalian untuk memakmurkannya" [QS. Hud: 61].
Allah Swt memerintahkan manusia untuk menyucikan jiwa. Allah Swt berfirman: "Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya" [QS. Al-Syam, 9-10].
• Maulana Syaikh Ali Jum'ah
(Wa Qâla al-Imâm, hal: 215-216)
Komentar
Posting Komentar