(J E D A) For Ruwaqunnajah «egypt 15»

Selalu akan ada Embun ditengah gelapnya Malam, karena hidup tak selalu dingin dan gelap.
Selalu akan ada Cahaya ditengah kelamnya malam, karena hidup tak harus selalu gulita.  Begitulah waktu terus berganti.
Setelah "Bertemu" pasti ada jesa kita tak bertemu, orang menyebutnya (Terpisah).

"Pisah" bukan selelu tentang kesehidan dan air mata, tapi terkadang itu adalah Sebuah Uraian Tali yang harus mampu kita patahkan sendiri. Kita pasti berpijak di Bumi Yang Sama. Tapi Angan dan Impian kita pasti ada di
Langit-Langit yang Berbeda.

Itu alasan Tuhan menciptakan J E D A
Tapi sebelum kita beranjak menentukan langit kita masing-masing aku ingin kalian tahu bahwa "Sebuah kesyukuran bagi sehelai daun bisa dijatuhkan ditengah sungai yang jernih seperti kalian" tapi bukan itu intinya!!
Katakan saja daun itu meski Tak Merubah tapi ia meninggalkan jejak pastinya. Lalu ia berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sebuah kata.  Tapi Aku bukan daun itu!

Karena itulah, 
Setelah semua TERIMA KASIH sudah menyadarkanku dari mimpi yang selalu percaya bahwa "kegagalan adalah sukses yang tertunda" tapi kalian datang menepuk pundakku dan berkata "Kalau itu benar, Maka kebohongan adalah jujur yang tertunda. Mengapa pesimistis?"

Ada kalanya batas mimpi dan kenyataan terasa begitu kabur, terutama bila terlalu sering bermimpi. Kalau begitu
"Pertemuan kemarin mungkin adalah pertama kalinya kita bermimpi bersama-sama, Tapi satu Hal yang pasti Bahwa Apapun Impian kita setelah JEDA ini berakhir kita akan bertemu dengan mimpi" yang sudah kita wujudkan"

#FOR
RUWAQUNNAJAH
EGYPT 15 NOV

#ZF

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Membuktikan Eksistensi Tuhan" Apakah menjadi salah satu alasan Al-Quran diturunkan?

Gambar
Obrolan pagi yang cukup berat; menyoal teologi. Banyak ulama yang berpendapat bahwa pembahasan ada dan tidak adanya wujud Tuhan bukan termasuk tujuan utama diturunkannya al-Quran. Alasannya, karena keberadaan Tuhan termasuk tema yang sangat jelas. Allah itu wajibul wujud. Sejauh manapun manusia berusaha mengingkari wujud-Nya, Tuhan tetaplah Tuhan. Eksistensi-Nya bersifat mutlak (necessary being). Setidaknya ada dua alasan kenapa pembuktikan keberadaan Tuhan merupakan tema yg cukup jelas: Alasan pertama, karena fitrah intrinsik dari manusia itu sendiri adalah makhluk bertuhan. Selama manusia masih membutuhkan "sesuatu" di luar dirinya untuk melangsungkan hidup, selama itu pula ada "pihak luar" yang selalu mengintervensinya untuk tunduk pada hal-hal yang tidak terkendali itu. Jadi, singkat kata, pada hakikatnya tidak ada satupun manusia di dunia ini yang bisa menafikan adanya "kekuatan adikodrati". Tetapi persoalannya, tinggal kepada zat seperti ...
Baca selengkapnya

Grand Syekh Al-Azhar adalah juga Syekh Islam & Umat Islam

Gambar
Maulana Syekh Jad al-Haqq Ali Jad al-Haqq rahimahullah lahir pada 5 April 1917 M. Diangkat sebagai Grand Syekh Al-Azhar pada 27 Maret 1982 M, sampai Beliau meninggal pada 15 Maret 1996 M. Sementara Maulana Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi rahimahullah lebih tua 6 tahun, Beliau dilahirkan pada 15 April 1911 M, wafat 17 Juni 1998 M. Beliau pernah diminta untuk menjadi Grand Syekh Al-Azhar & berbagai jabatan di sejumlah negara Islam, tapi Beliau menolak & memilih untuk memfokuskan diri pada dakwah. Meskipun Maulana asy-Sya'rawi berusia lebih tua dari Syekh Jad al-Haqq, tapi Beliau senantiasa mencium tangan Syekh Jadd al-Haqq, bahkan terang-terangan, tanpa rasa malu, di depan umum & media, suatu hal yang membuat tidak nyaman Syekh Jad al-Haqq. Pada acara penghormatan keduanya di provinsi ad-Daqahliyah, daerah asal keduanya, Lagi-lagi Syekh asy-Sya'rawi mencium tangan Syekh Jad al-Haqq, sampai Syekh Jad al-Haqq meminta Syekh asy-Sya'rawi bersumpa...
Baca selengkapnya

Grand Syekh Al-Azhar Ke - 12

Grand Syekh Al-Azhar ke-12, Imam Abdullah Asy-Syarqawi. . Nama beliau Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim Asy-Syarqawi, Al-Asy'ari Asy-Syafi'i al-Khalwati, Seorang ulama besar Syafi'iyah abad 13 Hijriah. Beliau lahir di desa Thuwailah, Provinsi Syarqiyah, Mesir pada tahun 1150 H/ 1737 H.  Di tempat kelahirannya, Imam Syarqawi menghafal al-Qur'an dan belajar ilmu-ilmu dasar sebelum kemudian beliau meninggalkan Syarqiyah menuju Kairo untuk menimba ilmu di Al-Azhar Asy-Syarif.  Selama di Al-Azhar, keilmuan beliau berkembang dengan cepat. Beliau belajar pada ulama besar di masanya di Al-Azhar, sehingga beliau menjadi mufti mazhab Syafii.  . Imam Asy-Syarqawi mempunyai kecondongan yang besar terhadap dunia tasawuf dan tarekat. Itu yang membuat beliau ingin memasuki dunia sufi dan belajar dasar Tarekat Khalwatiyah kepada Syekh Al-Hifni, kemudian mendalami dan bermulazamah dengan al-Arif billah Syekh Mahmud al-Kurdi. Bahkan Syekh Syarqawi kemudian mensyarah kumpulan Hikmah-Hikmah ...
Baca selengkapnya